Pendidikan Integral Di PPMI Assalaam:
( Pengalaman sistem pendidikan memadukan intekektual, moral dan spiritual)
Pendahuluan.
Belajar di Assalaam harus sadar sejak semula, bahwa ia tidak hanya sekedar ingin menjadi cerdas secara intelektual, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan semata, tetapi ia harus sadar bahwa belajar di Assalaam harus sanggup pula untuk mengejar keinginan menjadi orang yang cerdas secara spiritual dan moral. Dua hal ini sering kali menjadi sesuatu yang kurang diperhatikan oleh dunia pendidikan. Umumnya dunia pendidika hanya mengejar dan mengajarkan kecerdasan intelektual, hal ini dibuktikan bahwa prestasi anak didik, hanya didasarkan pada capaian hasil belajar siswa secara akademik, penerimaan siswa baru juga didasarkan pada nilai-nilai akademik.
Pendidikan di Assalaam, selain secara ketat menerapkan standar kecerdasan intelektual, tetapi juga tidak melupakan dua aspek lainnya yaitu aspek spiritual dan intelektual. Tiga aspek ini yang menjadi kata kunci visi Assalaam “Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah SWT ”
Ini dipahami, karena sesungguhnya jati diri manusia terletak pada ketiga aspek tadi. Manusia utuh adalah yang intelektual,spiritual dan moral berjalan dan berkembang serasi antara ketiganya. Manakala terjadi ketimpangan salah satu aspek ini, maka kemanusian juga akan mengalami kepincangan, satu contoh, orang yang secara intelektual cerdas tetapi tidak dimbangai dengan spiritual, maka ia sering merasakan kehampaan hidup, ketidakpunyaan tujuan hidup, ia cenderung kehilangan orientasi hidup akibatnya timbul depresi, alienasi, stress bahkan bunuh diri. Orang cerdas secara intelektual tetapi moralitasnya jelek, ia cenderung menjadi penyakit bagi masyarakatnya. Culas, manipulasi, memperkaya diri, adalah beberapa bentuk dari buruknya moral.
Beberapa Model Penerapan dan kendala Pengembangan
Permasalahan utama adalah bagaimana merumuskan secara jelas konsep pendidikan spiritual dan moral ini? Secara sederhana barangkali kita bisa menterjemahkan bahwa pendidikan spiritual ini adalah menyangkut aspek keimanan yang tertanam kuat di hati dan tercermin dalam kepribadiannya yang memancarkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Adalah tidak mudah pula untuk merumuskan kurikulum yang menjadikan santri Assalaam cerdas secara spiritual, tetapi sebenarnya langkah-langkah konkret sudah dilaksanakan, memang secara sistematis tampaknya belum bisa sepenuhnya tergarap. Spiritual maupun moral merupakan dua aspek yang sangat dekat, keduanya dapat disarikan dari sumber utama Islam yaitu al Qur’an dan Hadits, permasalahannya adalah bagaimana mensarikan al Qur’an dan hadits ini menjadi sesuatu yang aplikatif secara kurikulum pendidikan.
Beberapa contoh usaha untuk mengusahakan adalah bahwa pencapaian hapalan al qur’an, puasa senin kamis, kerajinan shalat berjama’ah, kepedualian terhadap kebersihan adalah menjadi hal yang diajarkan dan diperhatikan di Assalaam. Hanya saja memang belum sejajar dengan katakanlah pelajaran matematika atau ekonomi. Ke depan perlu dibuat gebrakan bahwa shalat berjama’ah sama pentingnya dengan kehadiran masuk sekolah, hapalan al qur’an sama pentingnya dengan pelajaran matematika atau sosiologi dan seterusnya.
Kemudian aspek ketiga adalah aspek moral, memang di Assalaam, aspek moral ini sudah menjadi pertimbagan tersendiri bagi naik atau tidak naiknya santri ke jenjang berikutnya. Memang sudah selzaimnya diberlakukan demikian. Karena inilah misi Assalaam, menyelenggarakan pendidikan yang tidak menginginkan kebocoran di salah satu aspek. Sebagaimana pendidikan spiritual, maka di sisi moral harus ditanamkan kuat-kuat bahwa santri yang memiliki karakter Islami yang kuat sama pentingnya dengan usaha untuk mencapai ranking satu secara akademik. Tatanan rambut, model pakaian sehari-hari, antri mandi atau makan, merupakan sesuatu yang sama nilainya dengan mata pelajaran, santri atau ustadz tidak membedakan salah satunya lebih penting dari lainnya. Beberapa aspek dari pembentukan moral seperti amanah, rasa hormat kepada orang lain, tanggung jawab, kejujuran, kepedualian dan keanggotaan sebagai bagian masyarakat, merupakan pilar yang dapat dijadikan acuan dalam membina dan mendesain kurikulum moral. Maka berkelahi sesama teman, mengejek dan memperlihatkan permusuhan baik kepada teman sendiri maupun pengasuh merupakan pelanggaran berat di Assalaam. Adalah sangat ditekankan untuk berlaku sopan terhadap siapapun. Bahwa di Assalaam setiap santri harus merasa senasib sepenanggungan seperjuangan merupakan common senses yang berlaku di santri.
Penjabaran dari pengembangan kecerdasan spiritual dan moral ini tentu sangat panjang sebagaimana luasnya penjabaran dari kurikulum akademik yang menjabarkan kecerdasan intelektual, baik menyangkut kesiapan Assalaam sendiri, maupun orang tua.