Archive for September, 2008

MODEL PENDIDIKAN INTEGRAL

September 13, 2008

Pendidikan Integral Di PPMI Assalaam:

( Pengalaman sistem pendidikan memadukan intekektual, moral dan spiritual)

Pendahuluan.

Belajar di Assalaam harus sadar sejak semula, bahwa ia tidak hanya sekedar ingin menjadi cerdas secara intelektual, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan semata, tetapi ia harus sadar bahwa belajar di Assalaam harus sanggup pula untuk mengejar keinginan menjadi orang yang cerdas secara spiritual dan moral. Dua hal ini sering kali menjadi sesuatu yang kurang diperhatikan oleh dunia pendidikan. Umumnya dunia pendidika  hanya mengejar dan mengajarkan kecerdasan intelektual, hal ini dibuktikan bahwa prestasi anak didik, hanya didasarkan pada capaian hasil belajar siswa secara akademik, penerimaan siswa baru juga didasarkan pada nilai-nilai akademik.

Pendidikan di Assalaam, selain secara ketat menerapkan standar kecerdasan intelektual, tetapi juga tidak melupakan dua aspek lainnya yaitu aspek spiritual dan intelektual. Tiga aspek ini yang menjadi kata kunci visi Assalaam “Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah SWT ”

Ini dipahami, karena sesungguhnya jati diri manusia terletak pada ketiga aspek tadi. Manusia utuh adalah yang intelektual,spiritual dan moral berjalan dan berkembang serasi antara ketiganya. Manakala terjadi ketimpangan salah satu aspek ini, maka kemanusian juga akan mengalami kepincangan, satu contoh, orang yang secara intelektual cerdas tetapi tidak dimbangai dengan spiritual, maka ia sering merasakan kehampaan hidup, ketidakpunyaan tujuan hidup, ia cenderung kehilangan orientasi hidup akibatnya timbul depresi, alienasi, stress bahkan bunuh diri. Orang cerdas secara intelektual tetapi moralitasnya jelek, ia cenderung menjadi penyakit bagi masyarakatnya. Culas, manipulasi, memperkaya diri, adalah beberapa bentuk dari buruknya moral.

Beberapa Model Penerapan dan kendala Pengembangan

Permasalahan utama adalah bagaimana merumuskan secara jelas konsep pendidikan spiritual dan moral ini? Secara sederhana barangkali kita bisa menterjemahkan bahwa pendidikan spiritual ini adalah menyangkut aspek keimanan yang tertanam kuat di hati dan tercermin dalam kepribadiannya yang memancarkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Adalah tidak mudah pula untuk merumuskan kurikulum yang menjadikan santri Assalaam cerdas secara spiritual, tetapi sebenarnya langkah-langkah konkret sudah dilaksanakan, memang secara sistematis tampaknya belum bisa sepenuhnya tergarap. Spiritual maupun moral merupakan dua aspek yang sangat dekat, keduanya dapat disarikan dari sumber utama Islam yaitu al Qur’an dan Hadits, permasalahannya adalah bagaimana mensarikan al Qur’an dan hadits ini menjadi sesuatu yang aplikatif secara kurikulum pendidikan.

Beberapa contoh usaha untuk mengusahakan adalah bahwa pencapaian hapalan al qur’an, puasa senin kamis, kerajinan shalat berjama’ah, kepedualian terhadap kebersihan adalah menjadi hal yang diajarkan dan diperhatikan di Assalaam. Hanya saja memang belum sejajar dengan katakanlah pelajaran matematika atau ekonomi. Ke depan perlu dibuat gebrakan bahwa shalat berjama’ah sama pentingnya dengan kehadiran masuk sekolah, hapalan al qur’an sama pentingnya dengan pelajaran matematika atau sosiologi dan seterusnya.

Kemudian aspek ketiga adalah aspek moral, memang di Assalaam, aspek moral ini sudah menjadi pertimbagan tersendiri bagi naik atau tidak naiknya santri ke jenjang berikutnya. Memang sudah selzaimnya diberlakukan demikian. Karena inilah misi Assalaam, menyelenggarakan pendidikan yang tidak menginginkan kebocoran di salah satu aspek. Sebagaimana pendidikan spiritual, maka di sisi moral harus ditanamkan kuat-kuat bahwa santri yang memiliki karakter Islami yang kuat sama pentingnya dengan usaha untuk mencapai ranking satu secara akademik. Tatanan rambut, model pakaian sehari-hari, antri mandi atau makan, merupakan sesuatu yang sama nilainya dengan mata pelajaran, santri atau ustadz tidak membedakan salah satunya lebih penting dari lainnya. Beberapa aspek dari pembentukan moral seperti amanah, rasa hormat kepada orang lain, tanggung jawab, kejujuran, kepedualian dan keanggotaan sebagai bagian masyarakat, merupakan pilar yang dapat dijadikan acuan dalam membina dan mendesain kurikulum moral. Maka berkelahi sesama teman,  mengejek dan memperlihatkan permusuhan baik kepada teman sendiri maupun pengasuh merupakan pelanggaran berat di Assalaam. Adalah sangat ditekankan untuk berlaku sopan terhadap siapapun. Bahwa di Assalaam setiap santri harus merasa senasib sepenanggungan seperjuangan merupakan common senses yang berlaku di santri.

Penjabaran dari pengembangan kecerdasan spiritual dan moral ini tentu sangat panjang sebagaimana luasnya penjabaran dari kurikulum akademik yang menjabarkan kecerdasan intelektual, baik menyangkut kesiapan Assalaam sendiri, maupun orang tua.

Belajar Download

September 9, 2008

sedikit kelemahan guru dalam bidang TI

Beberapa hari yang lalu, teman saya yang guru biologi di RSBI SMA Assalaam Solo (saya sendiri di MAnya Assalaam) bercerita tentang pengalamannnya ikut pelatihan penggunaan teknologi informasi/internet di Bogor beserta guru-guru lainnya di lingkungan sekolah RSBI SMA. Beliau bercerita betapa teman-teman guru itu, dengan usia yang mungkin sudah tergolong tua harus belajar komputer/internet dan yang berkaitan dengannya. Salut iya, namun ada sesuatu yang sesungguhnya ironi di dunia pendidikan kita, bayangkan baru ketika ada undangan pelatihan itu mereka baru beli laptop bahkan baru di buka ditempat pelatihan yang OS laptopnyapun belum preinstalled, belum lagi sesi belajar download, apa yang didownload pun bingung, setelah download tadi disimpan dimana juga bingung. Ini sebagian sedikit cerita teman-teman guru kita ketika berhadapan dengan TI.

Bahkan ternyata banyak yang sekedar mengoperasikan komputer secara basic, menggunakan aplikasi office saja masih terbata-bata, apalagi sesuai dengan persyaratan guru RSBI tentang penguasaan TI. Memang penguasaan ini dilakukan secara bertahap tetapi kalau tidak ada percepatan maka perjalanan guru-guru kita dalam menguasai TI akan sangat-sangat lambat.

Berkaitan dengan ini, blog KTSP yang saya buat ini, sesungguhnya saya sudah menyediakan link untuk download (yang tulisannya warna biru) itu kalau diklik saja maka akan mendownload file yang saya sediakan. ternyata itupun banyak rekan-rekan guru yang tampaknya belum paham, terbukti dari banyaknya komentar yang menginginkan file-file tadi dikirim ke alamat email dari rekan-rekan guru. kadang saya sendiri bingung membaca komentar yang minta dikirimi file ke email. lha tinggal klik, simpan di flash disk (kalau ngenet lewat warnet) trus dibawa pulang diedit jadi deh. lha kalau saya harus ngirim ke email kan kelamaan, saya harus kirim satu-satu, trus nanti rekan-rekan guru buka email lagi trus ambil filenya (ya kalau sudah tahu model attachment) lha kalau ndak masak email isinya silabus.

Sekian, let’s be a smart teacher, because teaching is our profession,  and we live in the world of teaching the next generation.